Penanaman pohon untuk pemulihan lahan kritis di Mekar Raya

Penanaman pohon untuk pemulihan lahan kritis di Mekar Raya

Indonesia - 05 September, 2023

Para pemuda yang tergabung dalam organisasi Pemuda Generasi Mekar Raya Peduli Lingkungan (PGMRPL) melakukan aksi penanaman kembali kawasan lahan kritis di Bukit Semugo, Desa Mekar Raya, Kecamatan Simpang Dua, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, pada 18-19 Agustus 2023 lalu. Ini merupakan kali kedua setelah kegiatan serupa juga dilakukan tahun lalu sebagai bentuk komitmen para pemangku kepentingan untuk merestorasi kawasan yang terdegradasi akibat longsor dan banjir 3 tahun lalu, sekaligus merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 tahun ini.

Kegiatan ini merupakan kolaborasi berbagai pihak seperti Pemerintah Desa Mekar Raya, Pemberintah Kecamatan Simpang Dua, BPD Mekar Raya, Tokoh Adat Mekar Raya, LPHD Mekar Raya, BUMDesa Usaha Bersama Kabar Jaya, KPH Ketapang Utara, dan Tropenbos Indonesia (TI). Pada saat kegiatan berlangsung hadir pula Kepala Dinas Junaidi Firrawan, S.Sos,.M.E dan kepala Bidang Samson Noven, SE,.M.AP dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ketapang. Menurut Aef Suhedi, selaku Staf Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, keterlibatan berbagai pihak untuk mendukung kegiatan seperti ini dan kolaborasi yang baik antara pemerintah, pemuda, organisasi, dan berbagai instansi lain perlu terus dilakukan untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari.

Lokasi Hutan Lindung Bukit Semugo merupakan bagian dari areal kelola masyarakat adat (ICCA/Indigenous Community Conserve Area) seluas ±2.097 ha yang memiliki nilai penting bagi masyarakat adat di Mekar Raya. Pada pembukaan acara penanaman pohon para peserta diwajibkan mengikuti prosesi ritual adat tampong tawar yang dilakukan untuk penyambutan tamu dengan memercikkan air menggunakan jenis tumbuh-tumbuhan pilihan. Untuk menuju lokasi penanaman, para peserta menggunakan sepeda motor dari pusat desa dan dilanjutkan dengan berjalan kaki.

Restorasi.jpg

Penanaman pohon dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis semai dari pusat pembibitan desa yang difasilitasi pembangunannya oleh TI seperti durian, jengkol, petai, alpukat, rambutan, dan pinang yang merupakan jenis yang umum ditemui di lokasi penanaman. Antonius Bobby, Camat Simpang Dua menyampaikan harapannya agar di masa depan buah pohon yang ditanam dapat menjadi warisan bagi generasi yang akan datang.

Restorasi-2.jpeg

Sementara itu, Gusti Nyoman Mukti Suganda, Fasilitator TI mengatakan, “Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kepeduliannya akan kelestarian lingkungan sekaligus memperoleh nilai ekonomi dari hasil hutan.” Gusti menyampaikan, kegiatan ini juga menjadi ajakan bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan sumber daya alam terkait dengan pemanfaatan hasil hutan dan peningkatan akses ke dalam hutan.

Pada 2022 lalu, kegiatan ini diikuti oleh sekitar 63 peserta dan berhasil menanam 100 semai pohon pada areal seluas ±2 ha. Antonius Bobby menyampaikan, pohon-pohon yang ditanam tahun lalu berhasil tumbuh dengan baik. Sedangkan pada tahun ini, terdapat peningkatan peserta menjadi 120 orang, dan berhasil menanam 200 semai pohon pada areal seluas ±3,5 ha. Penanaman sebanyak 300 semai ditargetkan untuk waktu yang akan datang dengan melibatkan peserta yang lebih banyak. Yulius Yogi, Fasilitator TI yang juga pemuda desa Mekar Raya menyampaikan, kaum muda di Desa Mekar Raya akan terus berupaya menjaga kelestarian hutan dari ancaman eksploitasi untuk kepentingan pelaku investasi.

Restorasi Bukit Semugo-2.jpg

Selain menanam pohon, peserta juga melakukan kegiatan camping di dekat air terjun Temiang di kaki Gunung Juring, di wilayah Hutan Desa Mekar Raya (±1.107 ha) selama dua hari berturut-turut, sebagai bentuk eksplorasi potensi ekowisata di Desa Mekar Raya yang menawarkan keindahan hutan dan air terjun yang masih alami. Air terjun Temiang memiliki nilai penting bagi masyarakat Desa Mekar Raya sebagai sumber air untuk mendukung kehidupan sehari-hari. Salah seorang pengunjung menyampaikan, penataan lokasi dan peningkatan kualitas kebersihan air terjun masih perlu dilakukan untuk menjaga keindahan lokasi wisata dan meningkatkan kenyamanan pengunjung. Pengembangan kawasan ini sebagai tujuan ekowisata juga mendapat dukungan Pemerintah Daerah Simpang Dua untuk memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat selain dari kegiatan bertani dan berkebun.**