Adaptasi kegiatan Tropenbos Indonesia hadapi covid-19

Adaptasi kegiatan Tropenbos Indonesia hadapi covid-19

Indonesia - 17 April, 2020

Sejak pemerintah memberikan himbauan untuk melakukan social distancing dan kemudian menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), Tropenbos Indonesia (TI) telah mengikuti himbauan dan peraturan tersebut dengan penuh kesadaran dan berpartisipasi penuh dalam upaya mencegah meluasnya penyebaran coronavirus disease 2019 (covid-19). Staf Tropenbos Indonesia yang berada di Bogor saat ini bekerja dari rumah, dan staf yang berada di lapangan melakukan sejumlah penyesuaian dalam kegiatan fasilitasinya kepada masyarakat.

Seraya terus mencermati perkembangan situasi terkait covid-19, fasilitasi melalui beragam kegiatan yang biasanya dilakukan melalui perjumpaan secara intens dengan masyarakat desa oleh para staf lapangan TI, maupun koordinasi dan kolaborasi dengan para mitra dan lembaga lain baik dari instansi pemerintah, swasta, maupun NGO/CSO lain kini digantikan dengan komunikasi secara online atau melalui sambungan telepon. Pengawasan terhadap perkembangan kegiatan yang telah berjalan tetap dilakukan, namun melalui para staf/mitra TI yang merupakan warga desa setempat. Beberapa rencana kegiatan yang tak mungkin dilakukan secara online termasuk FGD, lokakarya, dan pelatihan kini ditunda hingga keadaan memungkinkan untuk pelaksanaannya.

Sementara itu, analisis terhadap sejumlah studi yang telah berjalan maupun survey yang telah berlangsung terus berlanjut dan hasilnya yang berupa laporan (report) akan diperkaya pula dengan beragam publikasi kegiatan maupun publikasi hasil studi, serta publikasi panduan dari metodologi penelitian yang telah diujikan. Pengolahan data yang saat ini terus berlangsung tetap melibatkan pula komunikasi dengan pemerintah desa, seperti misalnya dalam pengolahan data hasil survey pemetaan partisipatif tapal batas dan sumber daya alam di Desa Mekar Raya, Ketapang. Namun demikian, Tropenbos Indonesia menunda berbagai pertemuan seperti FGD hasil pemetaan, rencana musyawarah desa, dan beragam pelatihan yang sebelumnya telah direncanakan, hingga pemerintah memberikan lampu hijau.

Masyarakat di desa-desa yang difasiltasi Tropenbos Indonesia pada umumnya memahami situasi terkait covid-19. Sebagian besar warga desa telah memiliki pemahaman yang cukup karena memperoleh informasi dari perangkat desa yang ditugaskan langsung untuk melakukan sosialisasi ke rumah-rumah. Mereka juga menerima himbauan dari Kapolsek serta puskesmas untuk tidak berkumpul dan tidak keluar rumah kecuali hanya untuk hal-hal penting dan mendesak. Hampir setiap desa telah membentuk tim-tim khusus yang melakukan pengawasan secara ketat terhadap pendatang/tamu dari luar desa termasuk melaksanakan karantina selama 14 hari bagi pendatang dari luar desa. Para pedagang (sales) dari luar desa pun untuk sementara dilarang masuk ke desa mereka. Namun demikian, kegiatan masyarakat di dalam desa sendiri tetap berlangsung seperti biasa. Mereka tetap pergi ke sawah dan ke kebun, serta mengambil hasil hutan seperti rebung, madu, rotan atau pandan untuk membuat anyaman.

Menurut data resmi Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan covid-19 Ketapang, penderita covid-19 di Ketapang, Kalimantan Barat dimana lanskap TI berada, sampai 13 April lalu berjumlah 1 orang, 6 orang diisolasi di rumah sakit, 2 orang diisolasi di rumah, dan 124 berstatus ODP (Orang Dalam Pemantauan). Pemerintah Ketapang telah menetapkan bekas kantor sebuah perusahaan di Delta Pawan yang strategis dan jauh dari pemukiman sebagai rumah singgah dan tempat isolasi bagi ODP, PDP (pasien dalam pengawasan) dan pasien yang terkonfirmasi covid-19.

Vaksin bagi penderita covid-19 yang merebak untuk pertama kalinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina di penghujung 2019 ini sampai sekarang belum ditemukan, meski korban meninggal di seluruh dunia terus bertambah. Pada 13 April lalu, Badan Kesehatan PBB (WHO) membuat pernyataan bahwa di bawah koordinasi WHO saat ini sekelompok tim ahli dari berbagai latar belakang tengah berjuang untuk mengembangkan vaksin yang dapat melawan virus ini. Sementara menunggu siapnya vaksin, para pakar ini memberikan apresiasi mereka terhadap dukungan dan intervensi masyarakat dalam upaya mengurangi penyebaran virus ini dan upaya melindungi masyarakat, termasuk kelompok2 yang rentan.

Di Indonesia sampai saat ini, berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19, tercatat jumlah kasus positif covid-19 per 16 April 2020 telah mencapai 5.516 dengan kasus positif baru yang terkonfirmasi dalam tiga hari terakhir rata-rata hampir mencapai 300 orang. Dari angka tersebut 496 orang meninggal dan 548 orang dinyatakan sembuh. Angka ini diperkirakan masih akan terus bertambah sehingga untuk penanganan covid-19 ini pemerintah telah menetapkan status bencana nasional, dan pemerintah telah memangkas Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) senilai Rp94 triliun. Pemerintah juga menetapkan hotline 119 untuk menerima laporan masyarakat terkait covid-19 dan bekerja sama dengan 20 penyedia layanan telemedik untuk membantu masyarakat melakukan isolasi mandiri (www.atensi.or.id/#members). Masyarakat juga dapat terus mengikuti perkembangan terkini seputar covid-19 melalui link https://www.covid19.go.id/.